3 Strategi Mengatasi Penurunan Daya Beli Masyarakat

Penurunan Daya Beli Masyarakat

Penurunan daya beli masyarakat pada tahun 2017 ini telah diprediksi oleh beberapa pakar pada tahun 2016. Prediksi tersebut terbukti dan dirasakan oleh pengusaha pada lebaran tahun 2017, dimana diberitakan bahwa pada umumnya terjadi penurunan omzet yang cukup signifikan.Penjualan pada lebaran tahun 2017 dibanding tahun lalu untuk usaha batik , tesktil diperkirakan mengalami penurunan berkisar 20%, sedangkan usaha makanan dan minuman diperkirakan turun berkisar 10% (Baca:Daya Beli Masyarakat RI Bakal Menurun pada 2017, 23 Nop 2016,Liputan6.com, Jakarta – Ekonomi)

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, hampir semua perusahaan ritel mengeluhkan turunnya daya beli masyarakat pada Lebaran tahun ini. Penjualan berbagai produk menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Ukurannya memang pada saat hari raya Idul Fitri. Hampir semua pengusaha mengeluh ada penurunan yang cukup signifikan dibanding tahun lalu,” kata Hariyadi, Senin 26 Juni 2017 lalu.

Kalangan pengusaha sangat kecewa dengan lesunya usaha pada tahun 2017 ini akibat dari penurunan daya beli masyarakat.  Harapan merosotnya pendapatan Januari hingga Mei 2017 akan dapat ditutup dari momen lebaran tahun 2017 ini tidak terealisir. Justru sebaliknya meninggalkan berbagai masalah menumpuknya persediaan, cashflow dan sebagainya.

Prediksi daya beli masyarakat di semester II 2017 masih penuh ketidakpastian, beberapa pendapat masih berusaha meyakinkan daya beli masyarakat pada semester II 2017 akan membaik. Pengusaha memang berharap perbaikan akan terjadi, tapi bila kondisi semakin memburuk dan pengusaha tidak mempersiapkan untuk mengantisipasi dampak dari yang terburuk, sangat mungkin pengusaha mengahadapi resiko tidak mampu melanjutkan kegiatan usahanya.

Seberapa jauh dampak yang akan dihadapi pengusaha tentunya berbeda satu dengan yang lain dan sangat tergantung seberapa jauh perusahaan dapat bertahan dari penurunan pendapatan.

Ada 3 strategi untuk mengatasi penurunan daya beli masyarakat sebagai antisipasi untuk menghadapi kemungkinan lesunya kegiatan usaha pada semester II tahun 2017 ini. Strategi ini bertujuan untuk menahan laju penurunan penjualan, meminimilisasi penurunan perolehan laba usaha, dan mengamankan keuangan usaha.

1. Optimalisasi Penjualan

Apa yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan penjualan, yaitu dengan melakukan promosi yang efektif dan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk meminimilasi penurunan penjualan akibat dari menurunya daya beli masyarakat, ada beberapa hal yang dapat dilakukan,

Promosi Penjualan

Dalam situasi daya beli menurun, maka kemampuan konsumen dalam membelanjakan uangnya menjadi terbatas. Kompetisi perebutan konsumen terjadi sangat ketat, siapa yang tidak siap menghadapi situasi seperti ini akan memperoleh dampak penurunan penjualan yang paling besar.

Tujuan promosi penjualan untuk mencapai omset penjualan yang optimal dan menguntungkan, Promosi penjualan yang benar dan tepat harus dilakukan, Karena pada dasarnya promosi penjualan mempunyai tujuan penting yang akan mendukung tercapaianya omset optimal yang menguntungkan bagi perusahaan.

Bentuk promosi seperti apa tergantung dari pasar yang ditarget. Pemilihan bentuk promosi perlu hati hati, karena apabila tidak efektif, justru membebani biaya perusahaan, tapi bila tidak dilakukan peluang untuk keluar dari situasi sulit semakin kecil. Apabila promosi berbentuk penurunan harga jual, perlu dipertimbangkan efektifitasnya, dan perlu disertainya komunikasi yang efektif, karena bisa terjadi tehnik promosi dengan penurunan harga jual ini justru menggerus perolehan laba usaha.

Optimalisasi Sumber Daya yang Tersedia

Seringkali hal hal yang kurang diperhatikan selama ini, dapat membantu dalam mengoptimalkan penjualan, bahkan bisa saja tanpa disadari kemampuan menjual dari pegawai penjualan sudah tertinggal jauh dari ekpetasi konsumen, oleh karena itu sangat diperlukan untuk mengevaluasi seluruh sumber daya yang tersedia, beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain,

  • Tingkatkan agresifitas dalam meraih penjualan, bisa dengan cara mengharuskan pegawai penjualan lebih agresif, lebih menarik, lebih memahami kebutuhan konsumen, lebih dekat dengan konsumen, memberikan pelayanan lebih prima, kedisiplinan, dan seterusnya.
  • Perhatikan layout atau tata ruang dari ketika konsumen masuk sampai selesai melakukan transaksi, termasuk juga dalam masalah pencahayaan, kebersihan temukan kelemahannya dan cari ide yang lebih efektif dan efisien.
  • Manfaatkan space yang belum optimal untuk mendukung terjadinya transaksi penjualan yang lebih besar
  • Bila anda memiliki banyak jenis barang yang dijual, dorong penjualan pada barang barang yang memiliki margin tinggi, bisa juga dengan menurunkan size dengan harga lebih rendah atau membuat kemasan lebih kecil, namun memberikan margin yang lebih tinggi.
  • Komunikasikan dengan efektif dan efisien setiap kelebihan yang dimiliki kepada konsumen, jangan sia sia kan dan jangan lewatkan kelebihan yang dimiliki.
  • Jika belum melakukan penjualan secara online, dapat dipertimbangkan untuk dilakukan, sehingga dapat menambah penjualan.
  • Pikirkan untuk menjual asset dan peralatan yang sudah tidak terpakai lagi daripada membebani biaya usaha.

2. Pengurangan Biaya (Cost Reduction)

Biaya Produksi

Bila barang barang dibuat melalui proses produksi terlebih dulu, maka dengan adanya penurunan omzet berakibat terjadinya kapasitas menganggur. Kapasitas menganggur akan berakibat beban biaya tetap per satuan produk menjadi lebih besar.

Adakalanya biaya tenaga kerja langsung yang ada di produksi bukan berdasarkan output produksi, sehingga beban tenaga kerja per satuan produk menjadi lebih besar.

  • Lakukan efisiensi sebesar mungkin pada biaya overhead pabrik
  • Hindari jumlah tenaga melebihi dari yang seharusnya, pikirkan kelebihan tenaga untuk hal-hal yang lebih produktif
  • Pikirkan dan cari sedapat mungkin untuk menurunkan biaya bahan baku tanpa menurunkan kualitas

Biaya Penjualan dan Supporting

Evaluasi seluruh biaya yang terjadi pada bagian penjualan dan supporting, cari dan temukan biaya biaya yang masih dapat dihemat, namun jangan mengurangi kemampuan bagian penjualan dalam memperoleh penjualan.

3. Terobosan (Breakthrough)

Berpikir out the box, bisa menelorkan inovasi terobosan yang bisa jadi membawa perusahaan keluar dari situasi sulit, dan bahkan bisa juga berdampak posotif pada bisnis jangka panjang. Inovasi terobosan bisa saja sangat simpel dan tidak membutuhkan pembiayaan yang beresiko tinggi.